Rabu, 10 April 2013

Kisah al-Qur’ân : Catatan Terhadap Buku “Fî asy-Syi’ir al-Jâhilî”

Kisah al-Qurân :
Catatan Terhadap Buku “Fî asy-Syiir al-Jâhilî”

 

Oleh :
Yusuf Baihaqi[1]



Abstrak

Thoha Husein merupakan sosok budayawan dan kritikus sastra besar berkebangsaan Mesir, ada banyak karya ilmiah yang telah ditulisnya, diantaranya adalah“Fî asy-Syi’ir al-Jâhilî”, sebuah buku yang kontroversial dikarenakan dalam buku ini beliau berupaya untuk menafikan fakta sejarah keberadaan Ibrahim dan Ismail di Tanah Hijaz, dengan alasan adanya perbedaan yang sangat mendasar antara bahasa Qahthâniyyah dan Adnâniyyah. Sesungguhnya konspirasi politik lah yang melahirkan kisah keberadaan Ibrahim dan Ismail di tanah Hijaz, demikian sebagaimana yang diungkapkan oleh Thoha Husein dalam bukunya tersebut. Respon balik pun bermunculan dari kalangan ulama dan cendekiawan, diantara mereka ada yang mengkritisinya dari aspek keorsinilan pendapat ini, dikarenakan adanya kemiripan pendapat Thoha Husein diatas dengan pendapat orang lain sebelumnya, juga dikarenakan ketidakakuratan Thoha Husein dalam menukil pendapat seseorang. Ada juga yang mengkritisinya dari sisi fakta sejarah, logika berpikir, sebagaimana kita dapatkan yang lain mengkritisnya dengan berargumentasikan teks agama.

Kata kunci : Kisah al-Qur’ân, Thoha Husein, Syiir al-Jâhilî         

Potret Tafsir Al-Qur’an di Indonesia; Studi Naskah Tafsir Al-Azhar Karya Hamka

Potret Tafsir Al-Qur’an di Indonesia;

Studi Naskah Tafsir Al-Azhar Karya Hamka


Oleh :
Kiki Muhamad Hakiki[1]


Abstrak

Kemunculan tafsir Al-Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) telah menjadi tolak ukur bahwa umat Islam Indonesia ternyata tidak bisa dilihat sebelah mata. Kwalitas tafsir ini tidak kalah jika dibandingkan dengan tafsir-tafsir yang pernah muncul dalam dunia Islam. Jika dilihat dari isinya, tafsir setebal 30 jilid ini mempunyai keistimewaan yang luar biasa, diantaranya ; Pertama, dari sisi sajian redaksi kalimatnya yang kental nuansa sastra. Kedua, pola penafsirannya. Ketiga, kontekstualisasi penafsirannya dengan kondisi keindonesiaan.

Kata Kunci : Tafsir Al-Azhar, Hamka, Indonesia

Metodologi Tafsir Al-Qur’an (Tinjauan Atas Metode Tahlili)

Metodologi Tafsir Al-Qur’an
(Tinjauan Atas Metode Tahlili)

 

 

 

 

Oleh:

Kiki Muhamad Hakiki[1]




Abstrak
Artikel ini mencoba mengungkap sejarah, perkembangan, kelebihan dan kekurangan dari metode tahlili. Keberadaan metode tahlili dalam dunia penafsiran sangatlah penting. Penerapan metode ini paling digemari oleh para ahli tafsir. Hal itu bisa dilihat dari begitu banyaknya karya tafsir dengan penggunaan metode tahlili dalam teknik penulisannya. Meskipun begitu, nampaknya tidak ada metode yang paling sempurna dan tanpa kekurangan, termasuk metode tahlili. Metode tahlili menurut hemat saya banyak sekali kekurangannya, meskipun juga ada beberapa kelebihannya. Karena itu, untuk menutupi kekurangan itu, maka perpaduan antara metode tahlili dan maudhu’i akan lebih baik dalam rangka mencapai penafsiran yang komprehensif dan juga aktual menjawab berbagai permasalahan yang muncul..

Kata Kunci : Metodologi, Tafsir, Al-Qur’an, Tahlili


Diskursus Munâsabah Al-Qur’an: Menyoal Perdebatan Otentisitas Al-Qur’an

Diskursus Munâsabah Al-Qur’an:
Menyoal Perdebatan Otentisitas Al-Qur’an

Oleh:
Hasani Ahmad Said[1]

Abstrak

Studi kajian terhadap Alquran telah berjalan dalam sejarah yang cukup panjang. Alquran adalah wahyu Ilahi yang berisi nilai-nilai universal kemanusiaan. Ia diturunkan untuk dijadikan petunjuk, bukan hanya untuk sekelompok manusia ketika ia diturunkan, tetapi juga untuk seluruh manusia hingga akhir zaman. Dari ulama klasik hingga sekarang puluhan atau bahkan ratusan buku yang mengkaji akan kemukjizatan Alquran. Bahkan, Alquran sendiri menyatakan dirinya sebagai mukjizat. Tetapi tidak demikian dengan para ilmuan Barat dan orientalis. Bahkan mereka mempertanyakan otentisitas Alquran. Salah satu kajian yang menjadi diskursus perdebatan adalah aspek munâsabah. Maka, tulisan ini penting untuk didiskusikan dalam rangka menjawab keraguan tersebut.

Kata Kunci: Munâsabah, otentisitas, Alquran.  

Arah Studi Hadis Di Barat; Antara Obyektif Ilmiah dan Meragukan Eksistensi Hadis


Arah Studi Hadis Di Barat;
Antara Obyektif Ilmiah dan Meragukan Eksistensi Hadis



Oleh :
Ahmad Isnaeni[1]



Abstrak

Studi hadis telah lama dilakukan oleh sarjana Barat dengan berbagai aspeknya. Secara umum concern mereka tertuju pada masalah otentisitas hadis. Kecenderungan Barat semakin serius meneliti keislaman seiring dengan kekalahan mereka dalam perang salib. Faktor-faktor luar ilmiah inilah yang memotivasi mereka meneliti ajaran Islam. Tersimpul di dalamnya paling tidak terdapat tiga faktor yakni imperalisme, mencari agama, dan ilmiah. Sayangnya faktor ilmiah terkalahkan oleh dominasi motivasi lain. Kesimpulan umum dari kajian hadis mereka menunjukkan sikap skeptisisme atas eksistensi hadis. Untuk menepis subyektifitas ini, mereka mengembangkan metodologi yang secara eksplisit memenuhi standar ilmiah. Hal inilah yang membuat kajian hadis di Barat lebih berkembang dari pada dunia Islam.

Kata Kunci: Orientalis, hadis, orisinalitas.