Kamis, 01 Agustus 2013

WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG ASTRONOMI


WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG ASTRONOMI


M. Afif Anshori*



Abstrak

Benda-benda angkasa (celestial being, oleh para ulama dan ilmuwan dijadikan obyek observai dan penelitian, upaya itu terlihat dengan adanya berbagai peralatan observasi, untuk memperoleh jawaban terhadap rahasia-rahasia alam semesta. Hasilnya, lahirlah sebuah ilmu pengetahuan yang disebut astronomi. Observasi-observasi yang dilakukannya berhubungan dengan gerhana, bayang-bayang komet dan fenomena-fenomena alam lainnya yang sangat bernilai serta menambah pengetahuan manusia. Ketika mengkaji astronomi dari perspektif al-Qur’an, haruslah dipahami terlebih dulu, bahwa al-Qur’an bukanlah Kitab Astronomi, melainkan sebuah rujukan yang merangsang agar umat manusia melakukan observasi terhadap fenomena alam semesta (universe), sebagai suatu refleksi dari Kemahasucian,Kemaha-bijaksanaan,Kemaha-besaran Sang Pencipta.

Kata Kunci: Wawasan al-Qur’an, Astronomi


KAIDAH TAFSIR PERSPEKTIF ASPEK DIRAYAH



KAIDAH TAFSIR PERSPEKTIF ASPEK DIRAYAH

Septiawadi*




Abstrak

 

Dalam memahami dan mengambil suatu pengertian yang utuh mengenai Alquran maka seseorang harus menguasai ilmu – ilmu yang terkait dengan Alquran serta mengetahui kaidah – kaidah tafsir. Seseorang tidak dapat seenaknya atau sekehendaknya untuk menafsirkan Alquran bila tidak memiliki dan menguasai hal diatas. Disinilah perlu dituntut kesadaran diri atau tahu diri bagi siapa yang tidak punya kapabilitas, tidak punya keahlian atau tidak menekuni bidang terkait dengan ilmu – ilmu Alquran itu supaya tidak mudah saja menafsirkan makna ayat hanya berdasarkan logika dan pengalaman.

Kata Kunci;  Kaidah kebahasaan, kaidah ushul fiqh

MENGHIMPUN HADIS BERTEMA SAMA (Sebuah Metode Memahami Hadis)



MENGHIMPUN HADIS BERTEMA SAMA

(Sebuah Metode Memahami Hadis)



Masrukhin Muhsin*



Abstrak

Menghimpun hadits-hadits yang bertema sama merupakan satu upaya untuk memahami Hadits dengan baik, komprehensif, terhindar dari  kesalahan, dan lebih dekat kepada kebenaran. Hadits berfungsi merinci ayat-ayat yang global, menjelaskan yang masih samar, mengkhususkan yang umum, dan membatasi yang mutlak. Hadits Isbal, misalnya, ada sejumlah umat Islam yang menolak keras kepada mereka yang tidak memendekkan pakaiannya di atas mata kaki. Padahal setelah dilakukan pemahaman hadits secara komprehensif bahwa yang dimaksud oleh sabda Nabi saw. "orang yang memanjangkan pakaiannya" adalah orang yang menjulurkan pakaiannya dan menyeret ujungnya dengan kesombongan.

Kata Kunci: Hadits Isbal, Pemahaman Komprehensif