ORIENTALIS RUSIA DAN AL-QUR’AN
(Kajian Historis Tentang Perkembangan Tradisi
Orientalisme Rusia pada Abad 19-20 M)
Wan Jamaluddin Z*
Abstract
After
" the succes story" of
Mullah Usman Ibrahim in 18 century, during 19 century Qur'anic Studies in Russia still
had no any significant progress. The situation continuoued until G. S.
Sablukov and D.N Boguslavskiy created their own works on Al-Qur'an and its
interpretation or commentaries in second half of 19 century. The development of
Russian tradition in Qur'anic Studies became better than before when
another Russian scholar, I. Yu. Krachkovsky introduced a
new approach in understanding and interpretation the Holy Book (Al-Qur'an)
for Russian people in the beginning of 20 century. Unfortunately, Russian scholars
entered "the dark era" in Qur'anic Studies, when regime of
Soviet-Communist took over the government and launched the atheistic policy and
propaganda in second half of 20 century.
Kata
Kunci: Rusia, Orientalis, Orientalisme,
A.
Pendahuluan
Perkembangan studi
tentang al-Qur’an di kalangan orientalis Rusia pada abad 19-20 M tidak dapat
dilepaskan dari perkembangan yang pernah menghiasi sejarah tradisi intelektual
pada bangsa ini sebelumnya. Begitu pula halnya dengan perkembangan tradisi
kesarjanaan Barat tentang dunia Islam ikut mewarnai dinamika orientalisme Rusia
di bidang kajian Al-Qur’an.[1]
Para ahli umumnya berpendapat bahwa dalam konteks Rusia, sejarah kajian
Al-Qur’an dan terjemahannya sangat diwarnai empat peristiwa utama yaitu:
Pertama, formalisasi Kristen sebagai afiliasi keagamaan bangsa Rusia, kedua;
peristiwa pendudukan ibukota imperium Bizantium (Konstantinopel) oleh tentara
Turki Usmani (pada tahun 1453), ketiga; persaingan yang berkepanjangan dengan
kerajaan Islam Volga dan Krim, serta yang keempat, tergabungnya beberapa
wilayah berpenduduk muslim ke dalam imperium Rusia.[2]
Sumber-sumber
sejarah di Rusia menunjukan bukti bahwa Islam dan Al-Qur’an telah merembes masuk ke dalam kehidupan bangsa Rusia
pertama-tama berkat upaya terjemahan dari Romawi-Yunani dan Latin-Polski
yang umumnya bercorak anti-Islam.[3]
Pendudukan terhadap kota
Kazan (salah
satu pusat Islam di sekitar sunga Volga ) oleh
tentara Ivan Grozni pada tahun 1552 pun
tak lepas dari corak tersebut. Namun uniknya
pendudukan tersebut telah pula menyebabkan terjadinya pergeseran pandangan
bangsa Rusia dalam melihat Islam. Kebencian terhadap Islam berangsur-angsur
berubah menjadi ketertarikan secara positif terhadap budaya dan kehidupan umat
Islam.[4]
Tulisan ini mencoba menyoroti kembali dinamika historis yang terjadi di
kalangan orientalis Rusia dalam mengembangkan tradisi kajian terhadap Al-Qur’an
sepanjang kurun 19-20 M serta menganalisis ada tidaknya keterkaitan dan atau
keterpengaruhannya terhadap proses pertumbuhan tradisi orientalisme Barat
(Eropa).
Rusia dan Kajian Al-Qur’an Abad 19 M
Sebagaimana dimaklumi bahwa pada abad 18 M telah timbul gairah baru dalam
kajian al-Qur’an di Rusia berkat diterbitkannya 2 (dua) edisi al-Qur’an dan
terjemahnya versi Petersburg dan Kazan yang di pelopori tokoh muslim Rusia,
Mullah Usman Ibrahim pada tahun 1787.[5] Namun
dahaga akan karya penafsiran terhadap al-Qur’an nampaknya belumlah terobati di
kalangan orientalis Rusia. Sayangnya, hingga menjelang akhir abad 18 belum juga
lahir karya-karya penafsiran terhadap al-Qur’an yang dipandang memenuhi standar
keilmiahan. Seakan penerbit al-Qur’an dan terjemah karya Mullah Usman Ibrahim
tak tertandingi hingga penghujung abad tersebut.[6]
Sementara itu abad 19 M disebut-sebut sebagai era baru dalam tradisi kajian
Al-Qur'an di kalangan oreintalis Barat dan Eropa. Dunia kesarjanaan Barat
menaruh perhatian yang sangat besar terhadap studi Al-Qur'an terutama sekali
dalam upaya studi rekonstruksi wahyu Al-Qur'an yang diterima Nabi Muhammad SAW
secara kronologis. Upaya ini dilakukan dengan menggali secara intens sumber-sumber traditional Islam dan memperhatikan bukti
internal Al-Qur'an sendiri, yakni
rujukan historis di dalamnya terutama
selama periode Madinah dari karir kenabian Muhammad SAW. Selain itu perhatian
juga mulai ditujukan pada pertimbangan gaya
Al-Qur'an, perbendaharaan kata, dan semisalnya. Dapat dikatakan sejak
saat itu Al-Qur'an menjadi sasaran penelitian yang cermat baik lewat metode
kritik sastra maupun kritik sejarah modern. Demikianlah, denyut perkembangan
yang kurang lebih sama juga tampak di kalangan orientalis Rusia dalam mengkaji
Al-Qur’an.
Adalah Instruksi kerajaan Rusia tertanggal 15 Desember 1800 disebut-sebut para ahli sebagai titik balik
timbulnya fenomena baru dalam studi Al-Qur’an di kalangan orientalis Rusia.
Instruksi tersebut sebenarnya berisi larangan yang membatasi penerbitan
literatur keislaman di Rusia. Namun menyusul terbitnya larangan tersebut, pada
tahun 1801-1802 berbagai peralatan tipografi Arab yang ada di kota Saint-Petersburg dipindahkan ke kota Kazan (Tatarstan).
Perpindahan ini justru pada akhirnya
melambungkan nama kota Kazan sebagai salah satu tempat penerbitan dan
percetakkan Al-Qur’an terbesar dan terkenal luas sehingga mendapat berbagai
pujian dari kalangan orientalis Barat-Eropa (1802-1859). Tercatat hingga
pertengahan abad 19 di kota Kazan berhasil diterbitkan sekitar 150 ribu
eksamplar Al-Qur’an bahkan karya ini ditengarai telah banyak dijadikan rujukan
hingga ke dunia Timur.[7]
Pada rentang waktu yang tak berapa lama kemudian, masih di awal abad 19 M
tersebut, salah seorang orientalis Rusia
lainnya A. Kolmakov (w.1804) berhasil merampungkan terjemahan Al-Qur’an.[8] Namun
sebagaimana seniornya, M. I Verevkin (1709)[9] yang
menterjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa Rusia tidak langsung dari bahasa
aslinya (Arab) tetapi dari bahas Perancis karya Due Riue,[10]
A.Kolmakov menggunakan terjemahan Al-Qur’an berbahasa Inggris karya G. Seil
(1679-1736).[11]
Karya G. Seil yang diterbitkan di London 1734 sebagian diketahui banyak
mengadopsi tafsir Al-Baydawi, tafsir al-Zamakhsari, dan tafsir Jalalain.[12] Selain
diterjemahkan kedalam bahasa Rusia, karya G. Seil juga telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Jerman dan Perancis.[13]
Terjemah bahasa Rusia yang dilakukan A. Kolmakov dan seniornya, M.I
Verevkin, disebut-sebut para ahli telah banyak mempengaruhi kehidupan bangsa
Rusia sepanjang abad 19 M. Hal tersebut tidak cuma menginspirasi A.S. Pushkin
dalam bait –bait puisinya yang mencuplik 33 surat Al-Qur’an pada tahun 1824,[14] namun
juga telah mencuri perhatian banyak tokoh Rusia seperti P.Ya. Chadayev, L.N. Tolstoi,
V.S. Salovyev hingga M.L. Mikhailov (1829-1865). [15]
Selain itu, penting pula diungkapkan di sini bahwa pada paruh kedua abad 19
M, tepatnya pada tahun 1864 telah diterbitkan terjemah Al-Qur’an berbahasa
Rusia yang juga diterjemahkan tidak langsung dari bahasa aslinya (Arab).
Lagi-lagi Al-Qur’an diterjemahkan, yang kali ini oleh K. Nikolayev, dari
bahasa Perancis karya orientalis
A.B.Kazimirskiy. Meski demikian terjemahan Al-Qur’an karya K. Nikolayev
menjalani cetak ulang sebanyak 5 kali terbitan.[16]
Selain berbentuk terjemah Al-Qur’an pada paruh kedua abad 19 dunia
orientalisme Rusia dimeriahkan pula dengan keberhasilan ”Sinoda–Arkhiyev Kazan”
Georgia Kazem Bek, yang menerbitkan karya spektakuler “Pol’niy Konkordans Korana“ (Konkordansi Lengkap tentang Al-Qur’an)
yakni sebuah kitab panduan tentang kunci berbagai kosa kata ataupun ungkapan
dalam Al-Qur'an. Konkordansi tersebut disusun oleh Mirza Muhammad Ali Ghazi
Kasim-Ogle (Aleksandra Kasimovich) Kazem-Bek (1802-1870), mantan dekan fakultas
Oriental-Studies, St.Peterburg State University. Kazem-Bek dikenal sebagai
pendiri tradisi Orientalisme Rusia-Mazhab Kazan yang karena keunggulan karya-karyanya
ia dinobatkan sebagai “Patriarkh” (sang pemimping tertinggi para pendeta
ortodoks). Karya tersebut merupakan hasil kerja intelektual Kazem-Bek selama
lebih kurang 25 tahun yang diawalinya sejak tahun 1834.[17]
Penting dicatat pada saat yang hampir sama, tradisi kajian tentang
Al-Qur’an juga diramaikan dengan
terbitnya beberapa konkordansi lainnya seperti Nujum Al-Furqon yang diterbitkan di Calcutta pada tahun 1836
ataupun Concordantiae Corani Arabicae karya
Gustav Flugel yang diterbitkan tahun 1842.[18] Namun
demikian, keunggulan karya A. Kazem-Bek menurut para orientalis Rusia terletak
pada pendekatan ilmiah yang digunakannya. Konkordansi Al-Qur'an yang disusun
olehnya tidak berdasarkan prinsip etimologis namun berdasarkan urutan abjad
(alpabetis) sehingga memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi para pembaca
yang non-Arabis untuk mempelajarinya.[19]
Konkordansi karya A.Kazem-Bek menjadi bukti adanya upaya
kebangkitan kembali gairah intelektual dikalangan orientalis Rusia setelah
cukup lama tertinggal dari Barat. Bahkan sejak itu, di Rusia mulai kembali
marak diterbitkan berbagai koleksi manuskrip tentang Islam dan Al-Qur'an yang
mendunia baik yang tersimpan di Musium Asia Akademi Ilmu Pengetahuan di
Saint-Petersburg maupun di Perpustakaan Negara (Publichnaya Biblioteka) atas prakarsa I.F.Gotval’d di Kazan
(tepatnya pada tahun 1863) maupun V.F.Girgas di St. Peterburg (tahun 1881).[20]
Puncak kesuksesan tradisi orientalisme Rusia pada abad 19 M dicapai berkat
penerbitan dua terjemahan Al-Qur'an
berbahasa Rusia yang diterjemahkan langsung dari bahasa aslinya (Arab) oleh
D.N.Boguslovskiy (pada tahun 1871) serta G.S.Sablukov (pada tahun 1878) di kota
Kazan. G.S. Sablukov adalah salah seorang orientalis Rusia di kota Kazan
(Tatarstan) yang berhasil melakukan terjemah al-Qur’an berbahasa Rusia yang
dilengkapi beberapa komentar (penafisran). Karya G.S. Sablukov (1879 dan 1884) banyak didasari berbagai
karya populer yang terdapat di kalangan bangsa Tatar. Karya Sablukov
diterbitkan oleh Ye.Malov di kota Kazan pada tahun 1875.[21]
Terjemah Al-Qur'an G.S.Sablukov disebut-sebut sebagai sukses besar
orientalis mazhab Kazan-Rusia karena karya tersebut banyak dirujuk sarjana Barat semisal Gustav
Weil pada tahun 1878 dalam karyanya “Historisch-Kritische
Einleitung in der Koran” (Pengantar Studi Historis-Kritis terhadap Al-Qur'an).[22]
Sebagaimana Weil, Sablukov menekankan pentingnya mengakui tradisi kesarjanaan
Islam yang memandang bahwa surat-surat dalam Al-Qur'an merupakan unit wahyu
orisinal karena dapat disusun dalam suatu tatanan kronologis berdasarkan
sumber-sumber tradisional umat Islam yang juga dapat dibuktikan
kebenarannya secara ilmiah menurut tradisi Barat. Menurutnya pembabakan Al-Qur'an dalam bentuk periodisasi tradisional Islam (Makkiyah dan Madaniyah) masih dapat dielaborasi lebih rinci dengan memperhatikan
peristiwa-peristiwa historis yang dapat diketahui dari sumber Al-Qur'an sendiri
maupun dari sumber lain.[23]
Jejak Sablukov yang diakomodir Gustave Weil pada masa selanjutnya banyak
diadopsi sarjana Barat lainnya seperti, Theodor Noeldeke (w, 1930 ) ataupun
Friedrich Schwally (w, 1919) pada karya bersama mereka pada tahun 1860 “Geschichte des Qorans“ (Sejarah Al-Qur'an) hingga pada
gilirannya mempengaruhi pula sarjana –orientalis Perancis abad 20 M, Regis Blachẻre, dalam karyanya “Le Coran: Traduction Selon un Essai de Reclassemment
des Sourates “(Al-Qur'an: Terjemahan Berdasarkan Suatu Kajian Penataan
Kembali Surah) sekitar tahun 1949-1950.[24]
Selain terjemah Al-Qur'an pada tahun 1879 G.S. Sablukov juga menghasilkan karya besar berjudul: ”Prilozheniya” (Pengantar) yang dinilai
sebagai sebuah karya terbaik di Eropa dalam studi pengantar kepada kajian
Al-Qur'an. Begitu pula pada tahun 1884 beberapa kumpulan naskah kerja G.S.
Sablukov diterbitkan sekalipun sang
penulis telah wafat. Khusus terkait terjemah Al-Qur'an karya G.S. Sablukov
telah mengalami cetak ulang pada tahun 1907 hingga 1961.[25]
Perlu digarisbawahi bahwa terjemah
Al-Qur'an pada abad 19 menunjukkan munculny kecendrungan baru dalam tradisi
orientalisme Rusia. Para orientalisme Rusia mulai banyak dipengaruhi oleh
berbagai tradisi ilmiah dan alam pemikiran yang berkembang di kalangan umat
Islam. Hal dimaksud dapat terlihat dalam
karya G.S. Sablukov seperti tersebut di atas ataupun karya orientalis Rusia lainnya yaitu
D.N.Baguslovskiy yang terbukti banyak mengutip sumber-sumber umat Islam di
Turki Usmani seperti “Tafsir Al-Mawakib”
karya Ismail Farug (w.1840) atau sumber-sumber dalam tradisi Persia seperti “Tafsir Husaini“ karya Husain Al-Wa’iz
(w.1505).[26]
Demikianlah sukses G.S. Sablukov tidak terlepas dari tendensi bangsa Rusia
untuk memahami karakter kehidupan bangsa Tatar; suatu tendensi dominan dalam
aktivitas misionarisme Rusia di Kazan. Sementara itu keberhasilan
D.N.Baguslovskiy merefleksikan adanya tendensi politik luar negeri Rusia terhadap
dunia Timur yakni bagaimana memahami Al-Qur'an
yang sangat dipedomani bangsa Turki yang hidup bertetangga dengan bangsa
Rusia di wilayah Selatan. Pendekatan di atas agaknya memang sengaja di tempuh
para ahli karena tuntutan keadaan dan zaman saat itu. Terjemah G.S. Sablukov
dihasilkan dari tuntutan tetang perlunya memperoleh gambaran yang utuh tentang
“keberislaman bangsa Tatar”, disamping desakan kepentingan gerakan misionaris
kaum Kristen Ortodoks. Karya Jenderal D.N Boguslavskiy tampak sangat terkait dengan
aksi perluasan pengaruh politik luar negeri Rusia terhadap negara-negara Timur.
Penting di catat bahwa Jenderal tersebut adalah orang pertama yang ditunjuk
menjadi Dubes Rusia di Konstantinopel. Karenanya karyanya tersebut merupakan salah satu upaya
dalam memahami Al-Qur’an di wilayah Turki Usmani (rival bertahun-tahun bangsa
Rusia). Ye A. Rezvan menilai bahwa terjemah D.N. Boguslavskiy sedikit banyak
dekat dengan pandangan-pandangan A.B. Kazimirskiy (salah seorang penerjemah
al-Qur’an ke dalam bahasa Perancis) yang juga bertahun-tahun pernah bertugas
sebagai penerjemah profesional di dunia Timur serta dalam batasan tertentu
memiliki kemiripan dengan E. Werri, seorang berkebangsaan Inggris, yang
menterjemahkan Al-Qur’an di wilayah jajahannya yaitu India.[27]
Paruh kedua abad 19 adalah periode ekspansi politik Rusia ke kawasan
Timur Tengah dan Asia Tengah.
Sebagaimana dimaklumi bahwa pada tahun 1868 daerah Turkmenistan dan sekitarnya
telah masuk dan tunduk menjadi wilayah taklukan Rusia.[28] Dengan
demikian sejak saat itu tercatat begitu banyak penduduk yang beragama Islam
hidup di bawah naungan imperium Rusia. Jutaan umat Islam tersebut tetap
berupaya mempertahankan pola kehidupan dan budaya Islam yang telah dianutnya
sejak lama serta tetap pula menjalin hubungan dengan dunia Islam di luar
wilayah imperium Rusia, tak terkecuali tradisi kajian Al-Qur'an.
Selain itu harus pula diingat bahwa paruh
kedua abad 19 M adalah era muculnya gerakan Pan-Islamisme dan Pan-Turkisme di
dunia Islam sebagai salah satu simbol kebangkitan Islam. Tak heran bila
semangat gerakan tersebut turut mewarnai perkembangan studi Al-Qur'an di Rusia.
Dalam konteks Rusia, beberapa karya merefleksikan hal diatas. Sebagai contoh
dapat ditunjukan sejumlah tulisan Musa Jarullah Bigiyev (1817-1949) dan
Ata’ullah Bayazitov, dua orang tokoh Islam dan Imam Besar Masjid Saint-Petersburg,
juga banyak terinspirasi pemikiran Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Jamaludin
Al-Afghani (1839-1909), Muhammad Abduh (1849-1905), Rashid Ridlo(1865-1935)
dengan Tafsir Al-Manarnya. Relevan
dengan itu semua, menjelang akhir abad 19 dan awal abad 20 di Rusia diramaikan
dengan pertarungan antara “Kaum Pembaharu Islam“ dan “Kaum Tradisionalis Islam“
(Jadidi vs Kadimi) yang menggunakan penafsiran Al-Qur'an menurut
pandangan masing-masing.[29]
Rusia dan Studi Al-Qur’an Abad 20 M
Pada paruh pertama abad ke-20 di Rusia terdapat cukup banyak publikasi yang
diterbitkan dengan menggunakan huruf Arab. Menurut laporan Anas B.Khalidov
sejak tahun 1787-1917 telah diterbitkan sedikitnya 172 mushaf Al-Qur'an, 191
surat-surat pilihan dalam Al-Qur'an dan lebih dari 100 cetakan yang berisi
penggalan/ ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur'an. Disamping itu, banyak pula
dicetak dan disebarluaskan buku-buku pedoman dan tuntunan ibadah solat, hingga
brosur-brosur berisi mantera-mantera.[30]
Pada abad 20 M ini adalah I Yu. Krachkovskiy salah seorang orientalis Rusia
yang pertama kali menggemakan pentingnya mencari pendekatan baru dalam
menterjemahkan Al-Qur’an. Berbeda dari G.S. Sablukov, I Yu. Krachkovskiy
memandang al-Qur’an sebagai suatu prasasti/monumen pada era tertentu sehingga
ia berupaya menyikirkan pengaruh penafsiran-penafsiran tradisonal seraya
mencoba melakukan penerjemahan yang menurutnya jauh lebih tepat. Untuk itu
I.Yu. Krachkovskiy berpaling kepada berbagai materi terkini tentang aspek-aspek
kebahasaan dan lingkungan al-Qur’an dengan mengandalkan teknik dan metode
Filologi modern. I Yu. Krachkovskiy
memulainya dengan mencari berbagai penjelasan tentang beberapa teks al-Qur’an
yang dianggap “sulit” dipahami.[31]
Pada tahun 1921 – 1930 ditemukan sejumlah naskah kerja yang dihasilkan
I.Yu. Krachkovskiy. Naskah tersebut berisi terjemah dan komentar-komentar
tentang Al-Qur’an yang baru kemudian dipublikasikan pada tahun 1963 setelah
wafatnya seorang tokoh. Naskah kerja tersebut kembali di cetak ulang pada tahun
1986 sekalipun sesungguhnya I. Yu. Krachkovskiy sendiri tidak pernah berencana
menerbitkannya. Namun demikian karena para koleganya sesama orientalis Rusia
banyak yang menilai bahwa corak pendekatan dan teknik filologis yang dihasilkan
I. Yu Krachkovskiy tersebut jauh melampaui kesuksesan para sarjana Rusia
ataupun Eropa dalam menterjemahkan Al-Qur’an pada zamannya maka naskah tersebut
diterbitkan atas desakan bersama.[32]
Pendekatan dan teknik I Yu Krachkovskiy menunjukan betapa pentingnya analisa kritis dalam menerapkan berbagai
metode penterjemahan. Namun menurut Gryaznevich sayangnya naskah kerja tersebut
belum tersusun lengkap dan tuntas sehingga sulit bagi kita untuk memastikan
penilaian terhadap peranan dan pengaruh I Yu Krachkovskiy selanjutnya
dikalangan orientalis Rusia.[33]
Karya I Yu Krachkovskiy terlahir pada saat yang hampir bersamaan dengan awal
krisis kajian Islam yang melanda orientalis Rusia (era Soviet). Pada masa itu,
berbagai pendekatan dan metode analisis terhadap studi Al-Qur’an terpasung oleh
berbagai tujuan dan target-target propaganda kalangan ateis. Lebih jauh lagi,
baik kitab suci Al-Qur’an maupun terjemahnya hampir ”lenyap” dari semua perpustakaan umum. Bahkan demi menopang tujuan
dan gerakan kaum ateis pada pada masa itu dikeluarkan ketetapan yang menyatakan
bahwa abad 10 – 11 M periode turunnya Al-Qur’an, sedangkan abad 14 M (era
pemerintahan Sultan Usman I) disebut-sebut sebagai periode pembukuan Al-Qur’an.
Pada tahun 1931 sekelompok orientalis sarjana Rusia di kota Moskow dibawah
kepentingan Ye. A. Belyayev menggulirkan hipotesis yang menyatakan bahwa
Al-Qur’an adalah hasil cipta karya beberapa orang tertentu. Singkatnya, terkait
dengan hasil kajian, metode penelitian yang tidak ilmiah, serta kesimpulan yang
dihasilkannya, sangatlah tendensius. Begitu pula halnya dengan aksi mengoleksi
dan merujuk secara tidak kritis terhadap sejumlah hasil penelitian yang di
impor dari sarjana Eropa telah menjebak orientalis Rusia (era Soviet)
menghasilkan karya-karya yang kurang memenuhi standar ilmiah.[34]
Dalam konteks ini karya I Yu Krachkovskiy, makalah K.C. Kashtaleva tentang
terminologi-terminologi al-Qur’an, studi etnografis I.N. Vinnikov, serta riset
V.V. Bartold lebih banyak menyoroti dan menganalisa sumber-sumber dan
materi-materi kajian Al-Qur’an. Sulitnya melepas diri dari pendekatan dogmatis
dikalangan orientalis Rusia pada era Soviet (tahun 1930 – 1940 an) dirasakan
begitu rupa.[35]
Pertumbuhan studi Al-Qur'an di Rusia juga tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan situasi dalam dunia Islam pada paruh pertama abad 20 M secara
keseluruhan. Pada tahun 1919, 1923, 1928
dipelopori oleh Raja Fuad I sekelompok elit sarjana muslim berhasil mencetak
Al-Qur’an edisi terbaru di kota Kairo, yang selanjutnya dijadikan panduan dan
pedoman bersama untuk seluruh umat Islam. Sukses ini sebenarnya membawa dampak
sampai berupa melesunya gairah mempelajari variasi Qira’at (ilmu Qira’at
tujuh). Meskipun demikian sukses di kota kairo tersebut tetap harus di pandang
sebagai tonggak penting dalam studi
al-Qur’an karena hasilnya diterima dan dipatuhi baik di kalangan sarjana muslim
maupun Eropa.
Pasca “sukses kairo” studi Al-Qur’an mulai menjalani perubahan tidak
seperti era sebelumnya, penterjemah dan tafsir Al-Qur’an dilakukan apa adanya
tanpa banyak di pengaruhi oleh kondisi dan perkembangan yang terjadi di dunia
Islam. Agaknya tendensi ini hampir pararel dengan munculnya gerakan
reformasi/pembaharuan Islam yang mengusung tema besar “kebangkitan Islam” dan
“kembali kepada the Great tradition of
Islam”. Dalam konteks inilah penyatuan berbagai versi mushaf Al-Qur’an
menjadi sangat aktual dan begitu penting, terutama sekali dalam rangka
membangun kesadaran tentang persatuan dunia Islam. Sayang sekali, momentum ini
diciderai oleh petaka dilikuidasinya kerajaan Turki Usmani yang ditandai dengan
pembatasan otoritas khalifah hanya pada urusan agama dan tidak memiliki
wewenang apapun dalam urusan kenegaraan/dunia (tahun 1922), serta pada akhirnya
institusi kekhalifahan dibubarkan sercara paksa (pada tahun 1924).
Beragam komentar dan penilaian diberikan para ahli di Rusia, terkait
penerbitan Al-Qur’an edisi baru tersebut diatas; ada yang memandangnya sebagai
bagian dari ambisi besar Raja Fuad I dari Saudi Arabia untuk membuktikan wibawa
dan pengaruhnya di dunia Islam, ada pula yang memandang bahwa keberhasilan
tersebut menjadi simbol otoritas keilmuan ulama Islam yang melebihi orientalis
Barat.[36]
Sukses kairo ternyata tidak berarti musnahnya tradisi kajian dan terjemahan
Al-Qur’an versi lainnya. Di dunia Islam belahan Barat dan juga di kalangan
Syiah Zaidiyah Yaman, tetap bertahan tradisi terjemah “versi Warsh” (W. 197
H/812M). Saat ini Al-Qur’an dalam versi ini masih dapat dijumpai tidak hanya di
Afrika Utara, tapi juga di Saudi Arabia dan Kairo. Pada saat yang hampir sama
juga di Tunisia telah diluncurkan al-Qur’an dalam “Versi Hafsah”.[37]
Pada akhirnya sukses Kairo dan beberapa versi al-Qur’an lainnya telah
memicu krisis kajian Islam di kalangan orientalis Barat akibat dari pendekatan
hiper-kritis yang mereka lakukan dalam mengkaji dunia Islam. Sejak G.
Bergstrasser dan A. Jeffery hingga I. Goldziher dan lainnya pada tahun
1927-1935an tampil menyerukan perlunya kritisme terhadap teks al-Qur’an.[38]
Hiruk pikuk di kalangan orientalis Barat agaknya tidak banyak mempengaruhi
tradisi oeirentalisme Rusia pada era Soviet yang pada saat itu tengah
terbelenggu propanganda komunis dan kaum ateis. Hingga menjelang akhir abad 20
M prioritas kajian dalam studi al-Qur’an dikalangan orientalis Rusia masih
berkutat pada bagaimana mewujudkan cita-cita besar I Yu Krachkovskiy untuk
mempersiapkan terjemah dan komentar terhadap al-Qur’an dengan pendekatan
filologis. Dapat dikatakan hingga menjelang paruh kedua abad 20 belum terlihat
gairah baru dalam studi al-Qur’an di kalangan orientalis Rusia.
Penutup
Meminjam teori Fazlur Rahman, Guru
Besar Islam dari Universitas Chicago Amerika Serikat, tentang kategorisasi
literatur Barat dalam studi Al-Qur'an,[39] dapat
dikatakan bahwa tradisi kajian Al-Qur'an di kalangan orientalis Rusia pada abad
19 M didominasi karya-karya yang mencoba mengkritisi rangkaian kronologi
ayat-ayat Al-Qur'an dan karya-karya yang bertujuan menjelaskan keseluruhan atau
aspek-aspek tertentu dari ayat-ayat Al-Qur'an. Pada era ini umumnya karya-karya
orientalis Rusia mengambil dua bentuk utama yaitu karya terjemah dan atau karya
konkordansi Al-Qur'an. Namun seperti halnya pada abad sebelumnya (17 dan 18 M),
terjemah Al-Qur'an pada abad 19 M lagi-lagi masih tetap dilakukan kalangan
orientalis Rusia tidak berdasarkan langsung dari sumber bahasa aslinya (Arab),
tetapi masih memanfaatkan sumber berbahasa Perancis (seperti yang dilakukan M.I
Verervkin pada tahun 1709 atas karya Due Riue; atau yang dihasilkan K.
Nikolayev pada tahun 1864 atas karya A.B. Kazimirskiy), maupun dari sumber
berbahasa Inggris (dilakukan oleh A. Kolmakov pada tahun 1802 atas karya G.
Seil).
Puncak kesuksesan tradisi terjemah
Al-Qur'an dicapai orientalis Rusia pada penghujung abad 19 M saat
D.N.Boguslovskiy (1871) dan G.S. Sablukov (1878) berhasil menerjemahkan
Al-Qur'an ke dalam bahasa Rusia langsung dari sumber bahasa aslinya (Arab).
Lebih jauh lagi, kesuksesan pada era ini telah menampakkan kecenderungan baru
dalam tradisi orientalisme Rusia yang mulai banyak dipengaruhi tradisi keilmuan
Islam dan alam pemikiran yang berkembang di dunia Islam.
Sangat disayangkan sukses besar yang
dicapai orientalis Rusia pada abad 19 M tidak berlanjut hingga abad 20 M. Pada
abad ini tradisi orientalisme Rusia dalam studi Islam dan Al-Qur'an memasuki
masa krisis (the dark era) karena terpasung agenda dan propaganda komunisme dan
atheisme rezim Soviet. Wajah suram studi Al-Qur'an di Rusia sedikit terhibur
dengan tampilnya I. Yu Krachkovskiy yang terbilang cemerlang melakukan terjemah
Al-Qur'an ke dalam bahasa Rusia dengan menggunakan disiplin filologi modern
yang dikuasainya. Karya I Yu. Krachkovskiy disebut-sebut telah melampaui
kesuksesan para sarjana Rusia dan Eropa pada zamannya. Namun teramat sayang,
mengingat naskah kerja I. Yu. Krachkovskiy belum tersusun lengkap dan tuntas
maka sulit untuk memastikan seberapa besar peran dan pengaruhnya dalam tradisi
kajian Al-Qur'an.
Wa Allah a'lam bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Belyayev. Proishozhdeniya
Islama : Khrestomatiya. Moskwa, 1931.
-------, Lektsii po
istorii Arabov. Moskwa, 1937.
-------, Arabi, Islam i Arabskiy Khalifat v Ranneye
Srednevekoviye. Moskwa,
1965.
Bergstrasser G. Plan
Eines Apparatus Critius zum Koran. Munchen, 1930.
Boguslavskiy. Koran
: Perevod ikommentari D.N. Boguslavskiy. Naskah kerja diterbitkan oleh Ye.
A. Rezvan dan A.N. Veiraukha.
Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur'an. Bandung:
Penerbit Pustaka, 1983.
Goldziher I. Die
Richtungen der Islamischen Koranaus Legung. Leiden, 1920.
------, Vorlesungen
iiber den islam. Heidelberg, 1925.
Gryaznevich P.A. Razvitiye
Istoricheskogo Soznaniya Arabov 6-8 vekakh (Ocherkiistori Arabskori Kulturi
5-15 vekakh. Moskwa, 1982
-------, Proishozhdeniye
Islama. Islam i yego Rol’ v Sovremennoi Ideino-politicheskoi Bor’be Razvivayushikhsya
Stran Azli i Afriki. Moskwa – Tashken, 1980.
-------, Koran v
Rassii (izucheniye, perevodi, izdaniya) dalam Islam : Religiya, Obshestvo, Gosudarstvo. Moskwa, 1984.
-------, Predisloviye ko vtoromu izdaniyu, Koran:
Perevod: Komentari I Yu. Krachkovskogo (Kata Pengantar Cetakan Kedua, Al-Qur'an
: Terjemah dan Komentar I.Yu Krachkovskiy). Moskow, 1986.
Jeffery
A. Progress in the Study of the Qur’an
Text. 1935.
-------,
Materials for the History of the Text of
the Qur’an. Leyde, 1937.
-------,
The Foreign Vocabulary of the Qur’an.
Baroda , 1938.
-------,
The Textual History of the Qur’an,
dalam Journal of Middle East Society. London, 1947.
Krachkovskiy, I. Yu. Russkiy
perevod Korana V rukopisi 18 veka. Sbornik statyei k sorokaletiyu uehenoi
geyatel’nosti akademika A.S. Orlova. Moskow – Leningrad, 1934.
-------, “Cherneshevskiy i orientalist G.S. Sablukov”
dalam N.G. Cherneshevskiy (1889-1939): Trudi
Nauchnoi Sessii k Pyatidesyati Letiyu so Dnya Smerti. Leningrad, 1941.
-------, Perevod
Korana D.N. Boguslavskogo. SV. 1945.
-------, Ocherki po
Istorii Russkoi Arabistiki. Moskow – Leningrad, 1950.
-------, Koran :
Perevod i Kommentari I. Yu. Krachkorskogo, Moskwa, 1963.
Nikolai
Goroshkov dan Svetlana Chervonnaya. Panturkizm i Pan-Islamizm v rassiiskoi
istoriy i istoriografiy (Panturkisme dan
Pan-Islamisme dalam sejarah dan historiografi Rusia) dalam Islam v EvroAzii (Islam di Eropa-Asia). Progress-Traditsiya,
Moskwa, 2001.
Rezvan Ye. A. Koran
i Koranistika, dalam Islam
istoriograficheskiye Ocherki. SM Prozorov (ed.), Moskow, 1991.
-------, Koran i
Doislamskaya Kultura (Problema Metodiki Izucheniya) dalam Islam: Religiya, Obshestvo, Gasudarstvo.
Moskow, 1984.
-------, Etchkiye
prestavleniya I etiket v Korane, dalam Etiket
u narodov Perenei Azii. Moskow, 1988.
Rippin
A. Approaches to the History of the
Interpretation of the Qur’an, Oxford ,
1988.
Sablukov G. Prilozheniya
k perevodu Korana. Kazan, 1879 cet ke 2.
-------, Svedeniya
o Korane, zakonopalazhitel’noy knige mohammedenskogo veraucheniya. Kazan , 1884.
Wherry
E M. A Comprehensive Commentary of the
Qur’an : Comprising G. Sale’s Translation and Preliminary Discourse with
Additional Notes and emendations. 1-4. London , 1882-1886.
* Wan Jamaluddin,
M. Ag, Direktur Pasca Sarjana IAIN Raden
Intan Lampung dan menjadi tenaga
pengajar pada program pasca sarjana di beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
[1] See Wan Jamaluddin. Al-Qur'an
in Europe an Russia: Historical Perspective on Early Development of the
Tradition of Russian Orientalism. Jurnal Al-Bayan Bil.7 (Mei 2009) Akademi
Pengajian Islam Universiti Malaya, Kuala Lumpur. pp. 59-72.
[2] Islam Na Territoriy
Bivshey Rassiiskoy Imperiy: Ensiklopedicheskiy Slovar' (Islam di wilayah bekas
Imperium Rusia: Sebuah Kamus Ensiklopedi). S.M. Prozorov (ed.) Jilid 1,
Moskow, 1998. p. 47.
[3] Ye A. Rezvan. Mir Korana
(The World of Al-Qur'an). Branch Institute for Oriental Studies of Russian
Academy of Sciences in Saint Petersburg. 2004. See more N.I. Serikov. O Nyekatorikh aspektakh Padkhoda k
Issledovaniyu Arabo-Vizantiiskikh Otnasheniy X-XI vekakh v Sovremennoy
Zarubezhnoy Istoriografi. VV, 1983, 44, pp. 246-251.
[4] Islam Na Territoriy...
Op. Cit. p.
48.
[5] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika (Al-Qur'an and Qur'anic Studies)” in Islam: Istoriograficheskiye
Ocherki (Some analysis on Islamic Historiography). Moscow, 1991. p. 15.
[6] P.A. Gryaznevich Koran v Rassii (izucheniye, perevodi,
izdaniya) dalam Islam : Religiya,
Obshestvo, Gosudarstvo. Moskwa, 1984. p. 3-5.
[7] Islam Na Territoriy... Op. Cit. p. 50.
[8] Lihat A. Kolmakov. Al-Koran Magometov.
Saint-Petersburg, 1792.
[9] Lihat M.I. Verevkin. Kniga Al-Koran
Aravlyanina Magometa. Izh. 1-2, Saint-Petersburg, 1790.
[10] Lihat l'Al-coran deMahomet. Translate
d'Arabe en Francois par le Sieur du Ryer, 1647.
[11] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit. pp. 14-15.
[12] G. Sale. The Koran
Commonly Called Alcoran of Mohamed. Translated into English...to which is
Prefixed a Preliminary Discourse. London, 1734 (Reproduced 1921).
[13] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit. pp. 15-16.
[14] Lihat Wan Jamaluddin.
“Puisi-puisi Qur'ani dari Rusia” dalam Khazanah Islam dan Tradisi
Intelektual di Rusia (Goresan Pena selama Studi di Rusia). Fakta Press,IAIN
Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2009. pp. 121-140.
[15] Islam Na
Territoriy... Op. Cit. p. 51.
[16] Ibid., p. 51.
[17] Ibid., p. 51.
[18] G. Flugel.
Concordantiae Corani
Arabicae. Lipsiae, 1842 (Repro. 1898, 1979).
[19] Islam Na Territoriy... Op. Cit. p. 51.See
further Ye A. Rezvan. “Koran i Koranistika...”. Op.Cit. p.17.
[20] Islam Na Territoriy... Op. Cit. p. 51
[21] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., p. 19.
[22] Ibid.,
p. 20.
[23] Sablukov G. Prilozheniya k perevodu Korana. Kazan, 1879 cet ke 2.
[24] Islam Na
Territoriy... Op. Cit. p. 52.
[25] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., pp. 17-18.
[26] Islam Na
Territoriy... Op. Cit. p. 52. See Boguslavskiy. Koran : Perevod ikommentari D.N. Boguslavskiy. Naskah
kerja diterbitkan oleh Ye. A. Rezvan dan A.N. Veiraukha.
[27] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., pp. 18-19.
[28] Islam Na
Territoriy... Op. Cit. pp. 52-53.
[29] Islam Na Territoriy...
Op. Cit. p.
53. Lebih jauh lihat misalnya Nikolai Goroshkov dan Svetlana Chervonnaya. Panturkizm
i Pan-Islamizm v rassiiskoi istoriy i istoriografiy (Panturkisme dan Pan-Islamisme dalam sejarah
dan historiografi Rusia) dalam Islam v
EvroAzii (Islam di Eropa-Asia). Progress-Traditsiya, Moskwa, 2001. pp.
80-85.
[30] Ibid. p. 52.
[31] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., pp. 19-20.
[32] Ibid, pp. 18-19.
[33] Gryaznevich. Predisloviye
ko vtoromu izdaniyu, Koran: Perevod: Komentari I Yu. Krachkovskogo (Kata
Pengantar Cetakan Kedua, Al-Qur'an : Terjemah dan Komentar I.Yu Krachkovskiy).
Moskow, 1986.
[34] Islam Na
Territoriy... Op. Cit. pp. 54-55.
[35] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., pp. 22-23.
[36] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., p. 20.
[37] See Broekett
A. “The value of the Hafs and Warsh Transmission for the textual history of the
Qur’an” in Approaches to the history of the
interpretation of the Qur’an. Ed. A. Rippin.
Oxford, 1988, pp. 31-45.
[38] Ye A. Rezvan. “Koran i
Koranistika...”. Op.Cit., p. 23.
[39] Fazlur Rahman membagi
tiga kategori literatur Barat dalam studi Al-Qur'an yaitu: 1. Karya-karya yang
berusaha mencari pengaruh Yahudi-Kristen dalamAl-Qur'an, 2.karya-karya yang
mencoba mengkritisi rangkaian kronologi ayat-ayat Al-Qur'an, dan 3. karya-karya
yang bertujuan menjelaskan keseluruhan atau aspek-aspek tertentu dari ayat-ayat
Al-Qur'an. Lihat Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur'an.
Bandung: Penerbit Pustaka, 1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar